Senin, 25 April 2011

asal mula aremania vs bonek

1996, ketika revolusi baru dunia supporter sepak bola di Indonesia diawali

dari AREMANIA dengan mengadakan tour ke kandang bajul ijo dipimpin oleh

Letkol Sutrisno (Dandim Malang) yang juga mantan pejabat dilingkungan Kodam

Brawijaya. Inti dari AREMANIA adalah menghapus citra bonek, dengan bertindak

santun, sportif, kreatif dan damai namun "tour maut" ke surabaya, di sana

tidak mendapat respon positif dari bonek bahkan dilawan, diejek, dihina,

diprovokasi, tapi AREMANIA mendapat acungan jempol dari Agung Gumelar,

Gubernur Jatim dan petinggi PSSI yang had irsaat pembukaan pertama partai

persebaya vs Arema di 10 November surabaya dengan hasil 0-0. Disini sejarah

mencatat, bahwa kandang bonek yang terkenal biadab, pertama kali disinggahi

oleh supporter era baru AREMANIA. Meskipun secara kuantitas AREMANIA kalah,

namun secara kualitas, secara politik AREMANIA telah memenangkan perang

melawan kejaliman, 10 Nov surabaya menjadi saksi.

>

> Karena AREMANIA ingin merubah citra Jawa Timur dari tindakan tidak terpuji

bonek, hanya dengan merevolusi citra supporter maka kebenaran dapat

ditegakkan bonek akan dapat dimusnahkan dari bumi Indonesia. Prinsip Arek

Malang, untuk menghancurkan kejaliman tanpa kekerasan ialah dilawan dengan

tindakan sportif, maka AREMANIA mendatangi jantung bonek di surabaya sebagai

pusatnya.

>

> Pada pertandingan berikutnya di Malang ada spanduk "AREMANIA BUKAN BONEK"

dihead line surat kabar SURYA, BHIRAWA, JAWA POS. Disini tingkat permusuhan

terjadi pada titik tertinggi karena bonek tidak bisa selamanya berkuasa,

sebab ada lawan yang tidak dapat ditundukan. Meskipun demikian AREMANIA

tetap dicap sebagai biang keladi tawuran oleh Jawa Pos karena tindakanya

mempertahankan diri dari ulah bonek. Saat itu hanya AREMANIA satu-satunya

yang berani melawan kebiadaban bonek, meskipun secara politik di Jawa Timur

tidak didukung oleh pers terutama Jawa Pos, namun karena tindakan AREMANIA

yang terus-menerus melawan citra negatif bonek akhirnya perlawanan ini

mendapat dukungan dari media masa nasional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar